Komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal gaji mendapatkan reaksi beragam dari masyarakat. Pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti menilai, pernyatan SBY soal gaji sangatlah tak etis. Apalagi saat ini masih banyak rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Di sela sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (22/1), Ikrar mengatakan, gaji sekitar Rp 60 juta yang diterima presiden seharusnya sudah cukup. Sebab, semua keperluan sudah ditanggung biaya taktis yang besarnya Rp 2 miliar per bulan.
"Jadi tidak tepatlah jika curhat soal gaji," ujar Ikrar dikutip laman liputan6.
Sebelumnya, Presiden SBY dalam pidatonya di acara Rapim TNI-Polri menyampaikan bahwa sudah tujuh tahun bekerja tidak mengalami kenaikan gaji.
"Ini tahun keenam, ketujuh, gaji Presiden belum naik," kata SBY yang disambut dengan tawa peserta rapim TNI-Polri.
Sementara itu, Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menilai wajar jika gaji Presiden naik. Menurut dia, gaji Presiden saat ini masih jauh di bawah dibanding pemimpin negara lainnya.
”Presiden SBY tidak pernah mengeluh masalah gaji. Ini untuk perbandingan dan transparansi saja, makanya disebutkan angka,” ujar Ramadhan dikutip okezone, Sabtu (22/1).
“Gaji Presiden jauh dari standard pemimpin negara lainnya,” tambahnya.
Tak hanya di tataran internasional, Ramadhan juga menyatakan gaji Presiden masih di bawah direksi BUMN.
Namun bagi pakar Komunikasi Politik Tjipta Lesmana, pernyataan SBY sangat tidak sensitif atas nasib masyarakat Indonesia.
"Di tengah-tengah masyarakat yang makin terhimpit begini kok SBY bisa-bisanya bicara soal gaji," kata Tjipta Lesmana kepada Tempo Sabtu 22 Januari 2011.
Bahkan pernyataan tersebut dapat dilihat sebagai satu permintaan SBY untuk meminta kenaikan gaji di depan khayalayak. "Secara implisit mengandung arti seperti itu, kapan dinaikan sementara legislatif dan PNS sudah naik,"kata Tjipta.
Tjipta menambahkan, sebagai seorang presiden tidaklah layak melontarkan pernyataan keluhan seperti itu. Terlebih lagi akhir-akhir SBY juga kerap kali dinilainya melontarkan pernyataan yang tidak subtantif.
"Masa presiden ngeluh soal gajinya, di dunia ini tidak ada begitu. Itu buat orang bingung maunya dia seperti apa,"jelas nya kepada tempointeraktif.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa menolak jika pernyataan SBY soal gajinya disebut "curhat". Ia juga menilai hal itu sudah ditanggapi berlebihan, bahkan dipolitisasi.
Menurut data yang dirilis The Economist pada 5 Juli 2010, gaji Presiden di Indonesia menempati posisi ke-16 dari 22 negara. Presiden menerima gaji USD124.171 atau sekira Rp1,128 miliar per tahun atau sekira Rp94 juta per bulan.
Jumlah versi The Economist ini memiliki selisih sekira Rp30 juta dibanding gaji Presiden yang dirilis di situs presidensby.info pada 2006. Di situ tercantum gaji Presiden sebesar Rp 62.497.800. *
Rep. Cholis Akbar
[hidayatulloh/bs]
Dunia Islam Terkini