Headlines News :
Home » » Larangan Berburuk Sangka kepada Orang Lain

Larangan Berburuk Sangka kepada Orang Lain

Written By Dunia Islam Terkini on Senin, 18 Oktober 2010 | 19.26


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, وصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد

Ketika ghibah (menggunjing) telah menjadi penyakit masyarakat ketika berkumpul, Buruk sangka adalah penyakit ketika seseorang hendak menafsirkan kejadian. mengira-ira dan mencurigai. ketika seseorang menangkap perkataan orang lain, biasanya terlintas rasa curiga.

Perasaan tersebut adalah manusiawi, akan tetapi bagaimanakah kita sebagai seorang muslim dalam menghadapi rasa curiga tersebut?

Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan bersangka (kecurigaan), karena sebagian dari bersangka itu dosa." (QS Al-Hujurat : 12)

Rasa curiga kepada keluarga, kerabat dan orang lain. Allah melarang hamba-Nya untuk mencurigai, karena sebagian besar tidaklah terbukti. maka kita diperintahkan untuk menjauhinya.

Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ، فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

Artinya : "Jauhilah berprasangka, karena prasangka itu paling dustanya perkataan." (Muttafaq 'Alaihi)

Al-Qurthubi berkata menafsiri kata "prasangka" : Yang dimaksud dengan prasangka adalah tuduhan yang tidak berdasar seperti ketika seseorang menuduh orang lain telah melakukan perbuatan keji tanpa ada hal-hal yang yang nampak yang menunjukkan bahwa dia melakukan perbuatan itu.

Bagaimana mengatasi prasangka?

Prasangka selalu terlintas dalam benak, cara mengatasinya adalah dengan tidak mencari-cari bukti akan prasangka tersebut. biarkanlah prasangka itu berlalu karena tidak termasuk perbuatan dosa ketika hati seseorang berbisik akan suatu kejelekan sampai dia mengatakannya dengan lisan.

Apakah orang yang mencari-cari (bukti) akan kecurigaannya terhadap orang lain telah terjerumus pada kecurigaan yang diharamkan?

Iya, ketika prasangka itu hanya terbesit dalam benak maka itu wajar. dan ketika prasangka itu telah diikuti dan dicari-cari buktinya maka telah terjerumus dalam prasangka yang diharamkan oleh Allah dan Rosul-Nya. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

تَجَاوَزَ اللَّه لِلْأُمَّةِ عَمَّا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسهَا

Artinya : "Allah mengampuni apa-apa yang (hanya) dibisikan oleh hati."
[ai/bs]
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dunia Islam Terkini - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya